Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

gravatar

makanan berlemak untuk anak

Lemak, jika mendengar kata ini pikiran kita biasanya akan mengacu pada hal-hal buruk seperti kegemukan, sumber penyakit, kolesterol dan lain sebagainya walaupun sebenarnya banyak hal baik lainnya dari si lemak ini sendiri. Lemak di butuhkan oleh tubuh sama hal nya seperti tubuh membutuhkan protein dan karbohidrat untuk pertumbuhan, yang perlu di perhatikan adalah asupan lemak yang masuk ke dalam tubuh sehingga tidak merugikan kesehatan terutama pada anak.

Fungsi lemak untuk tubuh, antara lain :
1.Mendukung perkembangan dan fungsi otak, artinya lemak baik untuk kecerdasan anak.
2.Sebagai sumber energi yang bermanfaat membantu anak dalam menjalani aktivitas harian mereka sehingga tidak cepat lelah.
3.Membantu peyerapan berbagai vitamin.
4.Memberi rasa kenyang sehingga dapat mengurangi keinginan ngemil.

Melengkapi kecukupan lemak tubuh anak

Melihat demikian beragam dan pentingnya kebutuhan lemak bagi tubuh anak, perlu memperhatikan kecukupan asupan lemak dalam menu harian anak. Selama bayi 6 bulan pertama, asupan lemak masih bisa mengandalkan dari ASI. Lemak dalam ASI sangat tepat dengan kebutuhan bayi, tidak demikian setelah anak bertambah besar.


Setelah anak mendapatkan bubur susu pada umur 6 bulan,sementara ASI masih tetap diberikan, pada umur 8 bulan anak sudah mulai diberikan nasi tim. Pada ketika inilah asupan lemak bisa ditambahkan. Melihat sumber lemak yang tubuh butuhkan berasal dari sayuran hijau, biji-bijian,kacang-kacangan, serta ikan, maka racikan nasi tim hendaknya memuat keanekaragaman sumber lemak. Makin beragam sumber lemak dalam nasi tim, makin lengkap ragam asupan jenis lemak yang anak terima.

Tidak cukup hanya daging dan wortel dalam nasi tim yang menyehatkan, diperlukan pula bayam, brokoli, buncis, polong, kedelai, ikan, dan apa lagi lainnya seberapa lengkap bisa dimasukkan. Ingat ibu-ibu Jepang membuat nasi tim bagi anak yang serba lengkap.

Berbeda dengan tubuh orang dewasa, anak membutuhkan jenis-jenis lemak tertentu untuk bertumbuh, lebih besar dibanding untuk pembakaran menjadi kalori semata. Maka lebih penting pilihan jenis lemak ketimbang porsinya. Kita tahu sumber lemak berasal dari bahan nabati sama banyaknya dengan lemak hewani, khususnya dari ikan.

Kita tahu porsi asupan lemak dibanding porsi karbohidrat harus jauh lebih sedikit, begitu juga porsi protein. Bila porsi lemak melebihi kebutuhan, bukan saja menjadikan menu harian tidak seimbang, pencernaan anak juga tidak tahan menerimanya.

Lemak jenuh dan kolesterol
Kandungan lemak selain trigleseride dan asam lemak, juga ada jenis lipoprotein bila itu sudah beredar di dalam darah. Lemak yang kita konsumsi, apa pun wujud dan jenisnya, akan dipecah-pecah menjadi pecahan sesuai dengan kebutuhan. Ada lemak untuk menjadi gajih, lemak disimpan di hati, lemak yang beredar dalam darah sebagai alat transportasi vitamin dan zat lainnya. Dalam metabolisme tubuh yang normal, lemak dipecah menjadi berbagai jenis raksinya yang beredar dalam darah dengan nilai yang normal tertentu.

Apabila metabolisme lemak dalam tubuh mengalami gangguan, baik karena faktor turunan, atau karena asupan lemak berlebihan, makan profil lemak atau yang disebut lipid dalam darah menjadi abnormal nilainya. Dengan mendeteksi nilai abnormal fraksi lemak dalam darah kita mengetahui jenis penyakitnya. Kelebihan kolesterol, misalnya.

Lemak yang kita konsumsi, yang alami maupun yang buatan (minyak goreng, minyak trans,minyak kelapa), akan menjadi trigliseride, dan kolesterol serta fraksinya. Ada kolesterol jahat bila berlebihan (LDL) dan ada kolesterol baik (HDL). Selama kandungan dalam darah masih dalam batas normal, lemak atau lipid itu tidak berdampak buruk.

Di antara jenis lemak yang kita konsumsi, berbeda-beda jenis lemaknya. Ada lemak jenuh (saturated fatty acid) dan ada juga lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid). Tentu lemak tak jenuh lebih menyehatkan daripada lemak jenuh, kendati begitu kita tetap membutuhkan lemak jenuh juga. Propori asupan lemak jenuh tidak lebih banyak dari lemak tidak jenuh.

Lemak jenuh danlemak tidak jenuh bukanlah kolesterol. Minyak goreng, margarin, gajih, santan, tergolong lemak jenuh, tapi bukan kolesterol. Sedang jeroan, dan telur, tergolong makanan yang tinggi kandungan kolesterolnya. Demikian pula dengan udang, cumi, dan kepiting.

Namun walaupun demikian bukan berarti tubuh kita sama sekali harus bebas dari asupan lemak jenuh dan koleserol, oleh karena tubuh tetap membutuhkan kedua jenis lemak itu asal tidak berlebihan. Sedang lemak tak jenuh seperti minyak ikan (omega-3) dan minyak nabati (vegetable oil) yang menjadi sumber omega-6, yang tergolong menyehatkan, boleh dikonsumsi lebih bebas dibanding lemak jenuh dalam gorengan.

Sama halnya dengan orang dewasa, agar tubuh anak menyehatkan, barang tentu semua jenis makanan yang kaya akan lemak jenuh tidak dikonsumsi lebih banyak dari makanan yang berlemak tidak jenuh. Gorengan tidak boleh lebih banyak daripada minyak zaitun, minyak jagung, minyak biji matahari, alpukat, dan durian.
Kualitas asupan lemak dalam menu harian menentukan kesehatan anak kelak setelah dewasa. Bila menu harian meja makan ibu lebih dominan lemak jenuhnya ketimbang lemak tidak jenuhnya, dan berlebih pula menu berkolesterolnya, tentu tidak lebih menyehatkan dibanding bila menunya kebalikan dari itu. Itu semua terletak di tangan ibu. Nasib kesehatan keluarga sebagian besar ditentukan oleh apa isi meja makan rumah setiap harinya.
Read more >>

gravatar

37 Kebiasaan orang tua yang mempengaruhi perilaku anak (bagian 3 - habis)

Kebiasaan 21 :
Terlalu banyak larangan
Seberapa banyak kita jumpai orang tua yang ingin menjadikan anaknya seperti apa yang dia inginkan secara sempurna (Perfectionist)? Yang cenderung membentuk anaknya sesuai dengan keinginannya, anaknya harus begini dan tidak boleh begitu, dilarang melakukan ini dan itu. Hal tersebut terkadang dilakukan secara berlebihan, sampai-sampai hal yang paling pribadi pun ikut-ikutan diaturnya.
Apa akibatnya?
Anak tercipta untuk menjadi dirinya sendiri dengan cara yang benar sesuai nilai-nilai yang berlaku. Pada saat kita menerapkan pola asuh perfectionist, pada saatnya anak tidak tahan lagi dengan cara kita. Ia pun akan melakukan perlawanan, baik dengan cara menyakiti diri, dengan perlawanan tersembunyi atau dengan perang terbuka.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Kurangilah sifat kita yang perfeksionis. Berilah ijin kepada anak untuk melakukan banyak hal yang baik dan positif. Berlatihlah untuk selalu berdialog. Bangunlah situasi saling mempercayai antara kita dan anak kita. Kurangilah jumlah larangan yang berlebihan. Gunakan kesepakatan-kesepakatan untuk memberikan batas yang lebih baik.
Read more >>

gravatar

37 Kebiasaan orang tua yang mempengaruhi perilaku anak (bagian 2)

Kebiasaan 11 :

Hadiah untuk perilaku buruk anak
Pada saat kita bersama anak berada di tempat umum, si anak minta dibelikan mainan. Lalu kita katakan tidak boleh. Si anak terus merengek dan rengekannya semakin kuat hingga menjadi teriakan dan ada gerakan perlawanan. Kita tetap mengatakan tidak boleh. Dan pada saat kita berada di antrian bayar kasir, dia merengek lagi dengan kekuatan penuh untuk membuat kita malu di depan umum. Dan akhirnya, tibalah saat yang dinantikan oleh anak dengan mendengar pernyataan dari kita sebagai orang tua : “Ya sudah, kamu ambil satu. Satu saja ya!”.
Apa akibatnya?
Saat kita memberi pernyataan, …”Ya sudah, kamu ambil satu.” … kita telah memberikan hadiah pada perilaku buruk yang dilakukannya. Dan sejak saat itu juga, anak mempelajari sesuatu bahwa untuk bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan maka dia harus membuat perlawanan yang cukup heboh di tempat yang “strategis”. Anak mempelajari bahwa apa pun permintaannya dapat dikabulkan bila melalui perlawanan yang gigih. Kejadian ini akan terus diulangi dan diuji-cobakan pada permintaan yang lain.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Tetaplah berlaku konsisten, tidak perlu malu atau takut dikatakan sebagai orang tua yang ‘tega’ atau ‘kikir’. Ingatlah selalu bahwa kita sedang mendidik anak. Sekali kita konsisten, anak tak akan pernah mencobanya lagi. Ingat sekali lagi : tetaplah KONSISTEN dan pantang menyerah! Apa pun alasannya, jangan pernah memberi hadiah pada perilaku buruk si anak.
Read more >>

gravatar

37 Kebiasaan orang tua yang mempengaruhi perilaku anak

Kebiasaan 1 :

Raja yang tak pernah salah
Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan, tidak jarang tanpa sengaja menabrak kursi/meja. Lalu menangis. Umumnya yang dilakukan orang tua agar tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi/meja, sambil mengatakan, “Siapa yang nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya…sudah cup…cup…diem ya…” Akhirnya si anak pun terdiam.
Apa akibatnya?
Ketika proses pemukulan terhadap benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak bahwa ia tidak pernah bersalah. Yang salah orang/benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya setiap ia mengalami peristiwa dan terjadi kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah oranglain, dan dirinya selalu benar, sehingga yang pantas di hukum adalah orang lain yang tidak melakukan kesalahan.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Yaitu mengajari ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit) :“Sayang, kamu terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu, supaya tidak membentur lagi.
 
Read more >>

gravatar

Hati-hati, Teknologi Touchscreen Bisa Membahayakan Tangan Anak

Anak-anak semakin dekat dengan teknologi dan karenanya mereka menghadapi banyak masalah kesehatan. Kali ini, para ilmuwan mengkhawatirkan teknologi touchscreen atau layar sentuh yang dinilainya membahayakan tangan anak.


Kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan oleh teknologi touchsreen memang berguna bagi orang dewasa, namun tidak demikian bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Akibat telalu banyak menggeser-geser dan mengetuk menu di layar, jari anak dikhawatirkan tidak tumbuh normal.

Lindsay Marzoli, seorang terapis dari Learning and Therapy Corner di Amerika Serikat mengatakan hal itu akan membuat otot jari tangan anak menjadi lemah. Saking lemahnya, jari-jari itu jadi tidak cukup kuat bahkan untuk sekedar dipakai menulis.

"Apa yang kami lihat adalah banyak anak datang dengan keterlambatan perkembangan motorik, beberapa juga mengalami penurunan kekuatan otot di area tersebut," kata Marzoli seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (19/11/2013).

Panduan terbaru dari American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa anak tidak disarankan berada di depan layar selama lebih dari 2 jam sehari. Bukan sekedar untuk menggeser-geser atau mengetuk menu di layar, melainkan juga untuk sekedar menonton apa yang ada di layar.

Sebuah penelitian di Abertawe Bro Morgannwg University menunjukkan, teknologi bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan anak. Berlebihan menggunakan telepon pintar alias smartphone ataupun komputer tablet bisa memicu nyeri punggung dan leher, bahkan pada usia anak-anak.

Selain itu, banyak menggunakan teknologi semacam smartphone cenderung membuat anak-anak lebih malas bergerak. Kurang gerak, ditambah dengan pola makan yang tidak sehat bisa memicu kegemukan dan berbagai komplikasinya, termasuk diabetes dan gangguan jantung.


sumber : detikhealth
Read more >>

gravatar

Jangan pasang AC di kamar anak

Tidur di kamar berpendingin ruangan alias AC tentu menyenangkan karena Anda takkan merasa gerah dan kepanasan. Tapi pikir-pikir dulu jika ingin memasang AC di kamar anak, karena sebuah studi mengungkapkan paru-paru anak rentan rusak jika kamar tidurnya dingin.

Bahkan menurut peneliti dari Otago University, Selandia Baru, gangguan fungsi paru-paru tetap terlihat meski si anak tidur di kamar berpendingin ruangan tersebut hanya dalam satu malam dan penurunan suhunya hanya sebesar satu derajat dari suhu normal.


Setelah tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Nevil Pierse ini mengamati lebih dari satu juta pengukur suhu ruangan di 405 rumah di sejumlah kota di Selandia Baru seperti Bluff, Dunedin, Christchurch, Porirua dan Hutt Valley, mereka menemukan bahwa menghabiskan waktu selama satu jam saja di dalam kamar tidur yang suhunya hanya lebih rendah satu derajat dari suhu normal dapat mempengaruhi fungsi paru-paru anak-anak yang sehat.

Tak hanya itu, peneliti mengungkapkan efek terbesar dialami oleh anak-anak yang terpapar suhu ruangan di bawah 12 derajat Celcius, meski di beberapa kasus tertentu peneliti menemukan pada anak-anak yang terpapar suhu di bawah minus 2,5 derajat Celcius.

Lagipula World Health Organization telah merekomendasikan anak-anak memang tidak seharusnya tidur di dalam ruangan yang suhunya di bawah 20 derajat Celcius. Apalagi risiko yang mengintai dari paparan perubahan suhu di bawah 12 derajat Celcius itu justru 10 kali lebih besar daripada perubahan suhu yang terjadi ketika suhu ruangan mencapai 18 derajat Celcius.

"Anak-anak yang banyak menghabiskan waktu di ruangan bersuhu rendah akan cenderung sering mengi dan memperlihatkan gejala demam maupun flu. Tapi kondisi anak takkan pernah membaik jika setelah kita membawanya ke rumah sakit saat sakit (yang hangat dan nyaman) serta memberinya obat-obatan lalu memulangkannya namun tidak mengurangi paparan pendingin ruangan, misalnya," terang Dr. Pierse seperti dilansir Medindia, Senin (19/8/2013).

"Pasalnya kita membiarkan mereka terkena masalah yang sama," tutupnya.

Studi ini baru saja dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology & Community Health.



Sumber : health.detik
Read more >>

gravatar

Hamil pengin ngopi ? Silahkan !

Saat sedang hamil, banyak sekali yang jadi pantangan. Dari makanan pedas, minuman beralkohol, sampai mewarnai rambut. Tetapi, baru-baru ini ada sebuah buku yang memberikan pernyataan yang mengejutkan mengenai berbagai pantangan tersebut.
Menurut Emily Oster, profesor bidang ekonomi dari University of Chicago, ibu hamil bisa minum minuman beralkohol, kopi, sampai mewarnai rambut mereka, tapi mereka harus menghindari aktivitas berkebun. Emily berniat untuk menghilangkan mitos kehidupan ibu hamil, sekaligus memberikan pendekatan yang lebih santai untuk kehamilan.
Dalam bukunya, Expecting Better, Emily menyatakan bahwa minum segelas anggur sehari cukup aman untuk ibu hamil. Sementara, minum kopi yang jumlah banyak juga tidak akan membahayakan bayi. Selain itu, hanya sedikit mengalami kenaikan berat badan ternyata jauh lebih mengkhawatirkan daripada kelebihan berat badan.
Emily mengatakan bahwa pembatasan makanan yang "berlebihan" dan konsumsi alkohol tidak memengaruhi IQ atau perilaku anak. Dalam bukunya ia menunjukkan bukti-bukti bahwa perempuan berhak memutuskan apa yang terbaik untuk diri mereka sendiri.
"Sebenarnya ukuran seberapa banyak anggur yang boleh dinikmati setiap hari, atau mengonsumsi kopi bisa dilakukan berdasarkan keinginan ibu hamil,” ujarnya.
Penemuan yang ia ulas dalam bukunya tersebut, berawal dari kehamilannya tiga tahun lalu, di mana ia disarankan untuk mengurangi kebiasaannya minum kopi empat cangkir sehari. Saat itu ia merasa frustrasi dengan banyaknya aturan untuk ibu hamil, dan memutuskan untuk mengabaikannya. Ia lalu mencoba mencari tahu, dan mendapati bahwa penelitian yang menghubungkan konsumsi kopi dengan tingkat keguguran yang tinggi sebenarnya tidak sempurna.
"Saya akhirnya memutuskan bahwa bukti-bukti yang ada tidak cukup dapat membatasi konsumsi kopi saya,” imbuhnya.

Mengenai alkohol, ia berpegang pada penelitian dari jurnal Pediatrics, yang menyatakan bahwa satu gelas minuman sehari saja sudah cukup membuat janin berisiko mengalami masalah perilaku. Namun penelitian itu tidak mengungkapkan bahwa 18 persen perempuan yang dianalisa tidak minum alkohol sama sekali, dan 45 persen yang minum alkohol setiap hari juga menggunakan kokain.

Maka Emily menyimpulkan bahwa perempuan boleh saja minum satu atau dua gelas alkohol tiap minggu pada trimester awal, dan satu kali sehari sesudah masa itu.

Mewarnai rambut juga dinilainya oke-oke saja, namun aktivitas berkebun bisa meningkatkan risiko terpapar parasit toksoplasma yang hidup di dalam tanah. Parasit ini didapat dari kontak dengan kucing dan fesesnya. Jika ibu hamil terpapar parasit tersebut sebelum atau selagi hamil, parasit bisa berpindah ke janin di dalam kandungan.

"Ada beberapa risiko meningkatkan cacat lahir jika Anda melakukan banyak kegiatan berkebun ketika sedang hamil. Hal itu bisa meningkatkan angka toksoplasmosis," ujar Emily.

Yang asyik, Emily mendapati bahwa sushi aman-aman saja dikonsumsi. Ikan sarden dan herring baik untuk perkembangan otak anak, namun sebaiknya Anda tidak mengonsumsi keju dari susu mentah.

Bukunya jelas menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Seorang juru bicara Departemen Kesehatan mengatakan, "Minum alkohol selama kehamilan dapat dikaitkan dengan keguguran, sindrom janin alkohol, dan janin dengan berat lahir rendah.”

"Saran kami tetap pada aturan yang ada, yaitu perempuan yang sedang berusaha untuk hamil atau yang sedang hamil harus menghindari alkohol,” imbuhnya.

Keputusan akhirnya kembali pada Anda. Jika Anda menginginkan yang terbaik untuk Anda dan janin, maka Anda tahu apa pilihan yang terbaik.


Sumber : female.kompas
Read more >>

gravatar

Punya kebiasaan gila belanja? Salahkan orang tua!

Apakah Anda memiliki kecenderungan shopaholic atau gila belanja? Jika iya, sebuah penelitian menunjukkan siapa yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Sebuah penelitian mengungkap bahwa orang tua memiliki andil atas sikap shopaholic anak-anak mereka.
Shopaholic adalah sebutan bagi orang yang gila belanja dan tak mampu membatasi pengeluarannya untuk membeli barang-barang yang diinginkan. Meski shopaholic cenderung dijadikan bahan guyonan, baik di film maupun dunia nyata, namun perilaku ini sangat serius dan bisa berdampak besar, termasuk depresi dan hutang yang menggunung. Sama seperti alcoholic dan kecanduan lainnya, shopaholic juga bisa menghancurkan kehidupan.
 Sebuah penelitian yang dirilis pada The Journal of Consumer Affairs menunjukkan bahwa pengalaman saat masih kanak-kanak bisa memicu perilaku shopaholic ketika dewasa. Peneliti mengamati beberapa perilaku yang bisa menyebabkan kecenderungan shopaholic, dan menemukan bahwa gangguan serta masa-masa sulit saat masih kecil adalah penyebabnya.
Beberapa di antaranya adalah perceraian orang tua, orang tua yang tak lengkap (misalkan jika ayah bekerja di luar kota dan tak bertemu dengan anaknya). Hal-hal yang menyulitkan anak semacam ini menyebabkan mereka mencari kenyamanan dengan membeli sesuatu. Peneliti juga menunjukkan bahwa pola komunikasi orang tua berpengaruh.
"Orang tua pada keluarga yang memiliki gangguan cenderung mengajarkan anak mereka komitmen yang rendah dan tidak banyak terlibat dalam kehidupan anak mereka," ungkap peneliti, seperti dilansir oleh US News (19/07).
Tak seperti keluarga yang baik, keluarga tersebut tak banyak memberikan kesempatan bagi anak untuk menunjukkan rasa percaya diri dan otoritas, serta komitmen dan tanggung jawab. Komunikasi semacam ini tak mengajarkan anak kontrol diri serta caranya membuat keputusan yang rasional.
Hasil ini ditemukan peneliti setelah mengamati 300 mahasiswa tingkat awal. Mereka diminta mengisi kuesioner berkaitan dengan tekanan dalam keluarga, pola komunikasi, kejadian yang menyulitkan dalam keluarga, serta kecenderungan shopaholic yang mereka miliki.
Meski begitu, peneliti menyimpulkan bahwa kejadian buruk yang dialami anak-anak saat kecil menjadi penyebab tak langsung dari kebiasaan gila belanja. Orang tua yang mengetahui anak mereka mengalami kejadian buruk saat kecil, seperti perceraian, harus melakukan usaha lebih keras untuk mendukung mereka secara emosional. Mereka tak boleh menawarkan materi atau uang dan kartu kredit untuk mendukung dan membuat anak mereka nyaman.

sumber : merdeka.com
Read more >>

gravatar

Dua Gelas Susu Sehari, Cukup

Susu dengan berbagai kandungan gizinya merupakan salah satu asupan penting bagi perkembangan anak.
Beragamnya pilihan rasa, menjadikan susu salah satu minuman favorit anak. Namun seberapa banyakkah asupan susu yang disarankan dalam sehari?
Menurut penelitian terbaru dari University of Toronto, Kanada, dua gelas susu sehari adalah jumlah yang disarankan.
Kandungan vitamin D dalam susu terbukti baik membangun tulang. Namun sayangnya, terlalu banyak konsumsi susu bisa berdampak pada berkurangnya zat besi dalam tubuh anak.
Hasil studi itu sejalan dengan saran The American Academy of Pediatrics (AAP). Yakni, mencukupkan asupan dua sampai tiga cangkir sehari susu pada anak.
"Salah satu pertanyaan paling umum yang dokter anak dapatkan dari orang tua adalah berapa banyak susu yang boleh diminum anak?" kata Dr Jonathon Maguire, peneliti di Rumah Sakit St Michael di Toronto seperti dikutip dari laman Time
Dalam penelitiannya, Maguire mengkaji hubungan antara asupan susu dan kadar zat besi pada anak.
Dia dan rekan-rekannya mengamati lebih dari 1.300 anak-anak usia 2 sampai 5, terkait berapa lama waktu yang dihabiskan anak di luar ruangan, pigmentasi kulit, dan indeks massa tubuh anak.
Sampel darah menunjukkan, anak-anak yang terlalu banyak minum susu, meningkat kadar vitamin D-nya namun berkurang kadar zat besi. Sementara, kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan pengendalian diri, perasaan, pemusatan perhatian, pembelajaran dan perilaku anak.
Anak-anak yang minum dua cangkir susu setiap hari memiliki tingkat yang sehat Vitamin D dan besi, menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics. "Mungkin," kata Maguire, "terlalu banyak hal baik bukanlah suatu yang baik."

Sumber : suaramerdeka.com
Read more >>

gravatar

Tips Komunikasi Efektif dengan Anak

Keluarga bahagia merupakan dambaan setiap dari kita. Bukan hanya bersama saat hari-hari menyenangkan. Tautan rasa memiliki antar anggota keluarga tentu bisa diandalkan menjadi tempat kembali, saat rasa sedih atau stres mendera.

Untuk menjalin kedekatan antar orang tua dan anak di dalam rumah, komunikasi efektif baiknya selalu dipupuk. Berikut adalah beberapa tips untuk berkomunikasi dengan anak, seperti disusun dari lamanboldsky.com.
1. Dengarkan anak Anda.
Biarkan mereka tahu bahwa Anda tertarik untuk mengetahui segala tentang dan apa yang terjadi pada mereka. Tanyakan kepada anak apa yang terjadi di sekolah dan berbagi bagaimana hari Anda. Simaklah dengan saksama cerita sang anak, dan jangan beralih ke televisi, koran atau telepon ketika mereka mulai berbicara.
2. Berbicara seputar diri mereka.
Berhenti berdebat soal masalah sosial pada Anak. Sebaliknya, bicarakan hal-hal memarik bagi mereka. Anda bakal terkejut begitu banyak yang akan mereka bicarakan seputar apa yang digemari.
3. Berikan mereka waktu untuk merespon.
Beda usia, beda bahasa. Mungkin perlu waktu lebih, untuk Anda memahami masalah mereka. Anak-anak juga mungkin perlu waktu mencerna dan memahami apa yang Anda katakan. Jadi, tunggu dengan sabar dan apresiasi pendapatnya.
4. Rehat sejenak dari gadget Anda.
Komputer dan internet telah menjadi bagian tak terhindarkan dari kehidupan sehari-hari. Sama halnya, anak-anak tumbuh menyalin bagaimana orang tua mereka menghabiskan waktu luang dengan internet. Sebaiknya, luangkan waktu, tepat saat anak ingin berbincang dengan Anda. Mereka akan amat menghargainya.
5. Buat komunikasi Anda dengan anak-anak sederhana dan jelas.
Jangan membuat anak bingung dengan perbedaan antara sikap dan kata-kata Anda. Gesture (gerak dan mimik tubuh) sama pentingnya dengan kata-kata yang disampaikan pada mereka.
6. Apresiasi usaha keras mereka mencapai prestasi.
Beri apresiasi tulus setiap prestasi dan kemajuan yang mereka raih. Pastikan Anda juga menghibur mereka dalam kegagalan.
7. Komunikasi harus selalu menjadi sesuatu yang memotivasi anak Anda.
Buatlah acara "bincang bersama" membuat anak merasa aman dan terkasihi. Hadirlah setiap saat anak butuhkan dan beri mereka kebebasan yang bertanggungjawab.
8. Tetap positif.
Mintalah tolong dan beri arahan dengan kalimat-kalimat positif, dibanding mengancam dengan konsekuensi negatif.
9. Menanggapi dengan kesabaran.
Luangkan waktu untuk berpikir tentang apa yang anak Anda ingin sampaikan dan responlah dengan lembut dan penuh perhatian.
10. Jangan gunakan kata-kata bernada menyalahkan di depan anak.
Jangan membahas masalah keluarga di depan anak-anak jika mereka tidak cukup usia untuk memahaminya secara positif. Hargai juga pendapat mereka ketika mengambil keputusan terkait keluarga.
Komunikasi adalah cara terbaik untuk mengekspresikan perasaan Anda untuk anak Anda. Biarkan mereka tahu bahwa mereka tulus disayangi oleh Anda.

Read more >>

gravatar

Tips Mengatasi Demam pada Si Kecil

Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal. Temperatur normal tubuh berkisar antara 36-38 derajat celcius. Anak Anda mengalami demam apabila dengan pengukuran suhu temperatur :
• Termometer pada rektum atau anus melebihi 38 derajat celcius
• Termometer pada mulut melebihi 37,5 derajat celcius
• Termometer pada ketiak melebihi 37 derajat celcius

Apa Penyebab Demam?

Demam terjadi ketika "termostat" dalam tubuh meningkatkan temperatur tubuh di atas batas normal. Termostat ini berada di salah satu bagian otak yang disebut dengan hipotalamus. Hipotalamus akan mengatur temperatur tubuh yang sesuai dan akan mengirimkan sinyal ke tubuh untuk menjaga temperatur normal.


Terkadang hipotalamus akan "mengatur" temperatur tubuh menjadi lebih tinggi sebagai respon terhadap infeksi, penyakit, dan penyebab lainya. Para peneliti mengemukakan bahwa peningkatan temperatur tubuh merupakan cara tubuh untuk melawan kuman yang menyebabkan infeksi dan membuat tubuh sebagai tempat yang tidak nyaman bagi kuman tersebut.

Demam merupakan suatu gejala dan bukanlah penyakit. Demam dapat disebabkan karena infeksi, kondisi yang terlalu panas, imunisasi, dan penyebab lainnya.

Bagaimana mengukur suhu pada anak?

Mengukur suhu dengan menggunakan tangan pada dahi, pipi, atau perut anak bukanlah cara yang baik untuk mengukur demam. Anda sebaiknya mengukur peningkatan suhu pada anak menggunakan termometer untuk meyakinkan bahwa anak Anda terkena demam. Jenis termometer di antaranya adalah termometer raksa, termometer digital, dan termometer timpanik yang diletakkan pada telinga. Cara pengukuran termometer raksa di antaranya adalah :

• Untuk bayi dan balita:
Pengukuran terbaik menggunakan termometer yang diletakkan pada ketiak. Taruh ujung termometer pada pertengahan ketiak, pegang dengan satu tangan dan gunakan tangan yang lain untuk menahan lengan bayi agar tidak terbuka. Tahan termometer selama tiga hingga empat menit

• Usia lima tahun keatas:
Pengukuran terbaik adalah dengan menggunakan termometer yang diletakkan pada mulut. Apabila anak baru makan sesuatu yang dingin atau panas, tunggu 10 menit baru mengukur suhu. Baringkan anak Anda, taruh termometer di bawah lidahnya, beritahukan kepada anak Anda untuk menutup mulutnya namun jangan menggigit. Tahan termometer selama dua hingga tiga menit

Apakah anak sebaiknya dimandikan apabila demam?

Memandikan dengan menggunakan busa atau lap basah merupakan salah satu cara yang baik untuk menurunkan demam apabila anak muntah atau tidak dapat meminum obat penurun demam. Terkadang, mandi dan minum obat penurun demam dapat menurunkan demam dan membuat anak merasa lebih nyaman. Gunakan air hangat dan lap anak Anda dengan busa khusus atau lap mandi.

Bagaimana cara menangani demam pada anak ?

Tanpa obat :

• Bila anak Anda tetap makan, minum, dan bermain seperti biasa, kemungkinan dia tidak membutuhkan obat penurun panas.
• Pakaikan baju yang tipis atau pakaikan hanya pakaian dalam sehingga anak akan melepaskan panas lewat kulitnya.
• Kompres anak dengan menggunakan air hangat pada dahi, leher, ketiak, dada. Jangan biarkan kompres mengering di badan anak, angkat kompres ketika setengah kering, celup kembali di air hangat, peras, letakkan di badan anak.
• Jangan menggunakan alkohol sebagai kompres anak. Alkohol dapat menyebabkan kehilangan panas terlalu cepat sehingga menyebabkan intoksikasi atau keracunan alkohol.
• Tutupi anak dengan selimut tipis apabila anak kedinginan atau menggigil.
• Istirahatkan anak Anda karena aktivitas dapat meningkatkan demam.
• Berikan anak cairan ekstra berupa air, jus, atau susu. Apabila anak tidak mau minum, berikan anak cairan apapun yang dia inginkan.

Dengan obat :

• Obat dapat membantu anak untuk merasa lebih baik namun tidak menghentikan demam.
• Berikan Parasetamol setiap empat jam sekali atau enam kali sehari.
• Bacalah labelnya dan ikuti petunjuk yang ada sesuai dengan umur dan berat badan anak.
• Diskusikan dengan dokter sebelum memberikan Ibuprofen.
• Jangan berikan Aspirin pada anak di bawah 16 tahun karena dapat menyebabkan penyakit yang serius seperti Sindrom Reye’s yang dapat mengakibatkan kerusakan otak dan hati.

Kapan sebaiknya ke dokter?

• Hubungi dokter apabila bayi Anda demam dengan temperatur rektal lebih tinggi dari 38 derajat celcius, dan berusia di bawah tiga bulan
• Hubungi dokter apabila temperatur anak pada usia tiga bulan hingga tiga tahun mencapai suhu 39 derajat celcius atau lebih.
• Hubungi dokter apabila anak demam dan hilang nafsu makan, sakit kepala, muntah atau nyeri perut, menangis melebihi biasa, mengalami nyeri pada tenggorokan, sulit bernapas, nyeri pada telinga, dan nyeri ketika berkemih

Demam biasa tidak akan berlangsung lebih dari tiga hari. Hubungi dokter bila temperatur anak tidak turun setelah tiga hari dan telah dilakukan semua tindakan di atas.



Sumber : dechacare.com
Read more >>

gravatar

Sering dipuji justru tidak bagus untuk perkembangan anak

Memuji anak dengan kata-kata seperti "Bagus," "Kau sangat pintar," atau "Kau bisa jadi seniman" ternyata justru berakibat buruk pada tingkat percaya diri anak.
 Penulis buku Stephen Grosz mengklaim bahwa pujian kosong semacam ini tak akan membuat anak bahagia. Alih-alih, anak akan merasa tak percaya diri dan kemampuannya akan menurun di sekolah.
Grosz lebih menyarankan agar orang tua tidak terlalu sering memuji anak, dan lebih detail ketika memuji mereka. Pujian yang detail akan terdengar lebih nyata dibandingkan dengan pujian kosong yang umum digunakan. Lebih baik lagi jika orang tua memuji kerja keras anak dan bukan hasil yang diraihnya.
"Pujian kosong sama buruknya dengan kritik tanpa dasar. Hal ini hanya akan membuat anak kehilangan jati diri mereka," ungkap Grosz, seperti dilansir oleh Daily Mail (14/01).
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang dipuji dengan pujian kosong akan memiliki kemampuan yang semakin menurun. Hal ini dibuktikan oleh ilmuwan di Columbia University dengan melakukan percobaan pada 129 siswa berusia 10 dan 11 tahun.
Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Setelah berhasil menyelesaikan soal yang sulit, kelompok pertama diberikan pujian "Wah, kau bisa melakukannya. Kau sangat pintar." sedangkan kelompok lainnya diberikan pujian "Wah, kau bisa melakukannya. Kau pasti sudah berusaha keras."
Setelah itu, anak di kedua kelompok diminta untuk menyelesaikan soal lain yang juga sulit. Hasilnya, kelompok pertama tidak bisa menyelesaikan soal lebih baik dibandingkan dengan kelompok kedua.
Grosz percaya orang dewasa yang berhasil adalah mereka yang pada masa kanak-kanak sering menuai kritikan. Untuk itu mereka terus belajar untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Grosz menyarankan agar orang tua tak terlalu memanjakan anak dengan pujian. Cukup bangun kepercayaan diri mereka dengan cara yang lembut, seperti mendengarkan apa yang mereka inginkan, dan apa yang mereka sukai.
Read more >>