
Sering dipuji justru tidak bagus untuk perkembangan anak
Memuji anak dengan kata-kata seperti "Bagus," "Kau sangat pintar," atau "Kau bisa jadi seniman" ternyata justru berakibat buruk pada tingkat percaya diri anak.
Penulis buku Stephen Grosz mengklaim bahwa pujian kosong semacam ini tak akan membuat anak bahagia. Alih-alih, anak akan merasa tak percaya diri dan kemampuannya akan menurun di sekolah.
Grosz lebih menyarankan agar orang tua tidak terlalu sering memuji anak, dan lebih detail ketika memuji mereka. Pujian yang detail akan terdengar lebih nyata dibandingkan dengan pujian kosong yang umum digunakan. Lebih baik lagi jika orang tua memuji kerja keras anak dan bukan hasil yang diraihnya.
"Pujian kosong sama buruknya dengan kritik tanpa dasar. Hal ini hanya akan membuat anak kehilangan jati diri mereka," ungkap Grosz, seperti dilansir oleh Daily Mail (14/01).
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang dipuji dengan pujian kosong akan memiliki kemampuan yang semakin menurun. Hal ini dibuktikan oleh ilmuwan di Columbia University dengan melakukan percobaan pada 129 siswa berusia 10 dan 11 tahun.
Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Setelah berhasil menyelesaikan soal yang sulit, kelompok pertama diberikan pujian "Wah, kau bisa melakukannya. Kau sangat pintar." sedangkan kelompok lainnya diberikan pujian "Wah, kau bisa melakukannya. Kau pasti sudah berusaha keras."
Setelah itu, anak di kedua kelompok diminta untuk menyelesaikan soal lain yang juga sulit. Hasilnya, kelompok pertama tidak bisa menyelesaikan soal lebih baik dibandingkan dengan kelompok kedua.
Grosz percaya orang dewasa yang berhasil adalah mereka yang pada masa kanak-kanak sering menuai kritikan. Untuk itu mereka terus belajar untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Grosz menyarankan agar orang tua tak terlalu memanjakan anak dengan pujian. Cukup bangun kepercayaan diri mereka dengan cara yang lembut, seperti mendengarkan apa yang mereka inginkan, dan apa yang mereka sukai.